
Bontang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang terus memaksimalkan intervensi gizi dalam upaya menekan stunting. Salah satu strategi yang kini menjadi andalan ialah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita bermasalah gizi.
Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe, mengatakan program ini dilaksanakan sejak Agustus 2025 dengan pola pemberian paket makanan tambahan dan susu selama 58 hari. Hingga pertengahan September, program tersebut hampir rampung.
“Balita yang mengalami masalah gizi diberikan intervensi agar tumbuh kembangnya bisa lebih baik. PMT ini jadi langkah awal memperbaiki status gizi mereka,” jelasnya, Selasa (16/9/2025).
Selain balita, Dinkes juga memberi perhatian khusus pada kelompok berisiko seperti ibu hamil, calon pengantin (catin), dan remaja putri. Data Dinkes mencatat, terdapat 65 ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis serta 132 catin dengan anemia. Kedua kelompok tersebut diberi pendampingan agar tidak melahirkan generasi baru yang rentan stunting.
Ia menegaskan, penanganan stunting tidak bisa dilakukan hanya dengan intervensi gizi. Faktor lain seperti sanitasi, lingkungan, dan pola hidup sehat juga menjadi penentu keberhasilan. Karena itu, koordinasi lintas sektor dianggap mutlak.
“Kalau semua kelompok dipelihara dengan baik, lima tahun ke depan kita bisa menekan stunting baru hingga nol. Tapi itu butuh kolaborasi semua pihak, bukan hanya Dinkes,” tandasnya.
Dinkes berharap melalui PMT dan dukungan lintas sektor, literasi kesehatan masyarakat meningkat, asupan gizi lebih terjaga, dan angka stunting di Bontang dapat terus ditekan secara berkelanjutan. (Re)
Leave a Reply