
Bontang – Kota Bontang mencatat penurunan mencolok kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), jumlah kasus turun dari 558 kasus pada 2024 menjadi hanya 140 kasus tahun ini.
Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe, menyebut angka ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam pengendalian DBD di kota. Penurunan mencapai lebih dari 74 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Ini capaian yang patut disyukuri. Artinya, berbagai langkah pencegahan yang kita lakukan bersama mulai menunjukkan hasil,” ujarnya, Selasa (16/9/2025).
Ia menjelaskan, keberhasilan ini tak lepas dari sejumlah strategi, antara lain pemberantasan sarang nyamuk, fogging fokus di wilayah rawan, serta intensifnya sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, Bontang juga mengandalkan inovasi lokal berupa program Pegawai, sebuah pendekatan berbasis masyarakat yang memperkuat peran warga dalam pencegahan DBD.
Meski jumlah kasus anjlok, Bahtiar tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lengah. Ia menegaskan, kewaspadaan tetap diperlukan terutama di musim hujan, ketika potensi berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti semakin tinggi.
“Pencegahan paling efektif dimulai dari rumah. Jangan biarkan ada air tergenang dan segera periksa ke fasilitas kesehatan jika ada gejala demam tinggi,” imbaunya.
Dinkes juga rutin menyasar sekolah-sekolah dan lingkungan perumahan untuk menggelar sosialisasi gerakan 3M Plus. Langkah ini dinilai efektif dalam menekan laju penyebaran DBD di Bontang.
Dengan tren penurunan ini, Dinkes menargetkan angka kasus bisa ditekan lebih rendah lagi melalui kolaborasi aktif bersama masyarakat, sekolah, hingga dunia usaha. (Re)
Leave a Reply