Sabtu, November 23, 2024
BerandaAdvertorialPemkab Kutim Tingkatkan Pendidikan Non Formal Melalui Bimtek dan Sosialisasi Inovasi Layanan...

Pemkab Kutim Tingkatkan Pendidikan Non Formal Melalui Bimtek dan Sosialisasi Inovasi Layanan Jemput Bola

Kepala Bidang PAUD dan SNF Dinas Pendidikan Achmad Junaidi. (doc. Populism.id)

Populism.id, KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melalui Dinas Pendidikan, terus berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan non formal.

Salah satu upayanya adalah dengan menyelenggarakan sosialisasi bimbingan teknis, pelatihan, serta pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah non formal atau kesetaraan.

Kepala Dinas Pendidikan Kutim Mulyono melalui Kepala Bidang PAUD dan SNF Achmad Junaidi menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya penyusunan buku inovasi layanan jemput bola program pendidikan non formal. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kutai Timur.

Buku tersebut, yang akan terdiri dari enam bab, akan menceritakan keberhasilan dan perjalanan program pendidikan non formal di Kutai Timur, terutama dalam konteks pelayanan jemput bola.

“Buku ini berfokus pada cara pelayanan jemput bola, khususnya dalam dunia pendidikan kesetaraan,” jelas Achmad Junaidi, beberapa waktu lalu.  

Sosialisasi ini melibatkan hampir seribu orang, baik secara langsung maupun online, termasuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF). Materi disampaikan oleh Muhamad Aswad, Rahmad MA dari Litbang, dan Fajar Wahyudi dari LAN RI.

Buku inovasi yang dihasilkan akan diterbitkan secara nasional dan dijadikan sebagai proyek percontohan nasional.

“Harapannya ilmu yang didapatkan dapat direalisasikan ke masyarakat, dan diharapkan untuk menyerap ilmu dengan baik,” tambah Junaidi.

Ini adalah kegiatan serupa yang kedua kalinya dilaksanakan, sebagai respons terhadap kekhawatiran Dinas Pendidikan terkait dugaan maraknya individu yang memiliki ijazah namun kurang mendapatkan pendidikan yang memadai.

“Yang paling berharga adalah proses, bukan hanya ijazah. Kita butuh proses untuk meraih ijazah,” tegasnya. (adv)

(Royen-Populismedia)

Print Friendly, PDF & Email
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular