Populism.id, BONTANG – Dorong penguatan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis, dukung penuh langkah PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dalam memastikan penyediaan pupuk memadai bagi petani, sekaligus memberikan kemudahan akses pertanian melalui program pendampingan untuk memacu hasil komoditas.
Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Ismarini, mengungkapkan pihaknya mendorong agar program pendampingan seperti Agrosolution dan Makmur dapat dilaksanakan Pupuk Kaltim dengan lebih luas, agar makin banyak para petani yang bisa dijangkau dalam memacu produktivitas hasil pertanian yang dikelola. Hal ini berkaca kepada manfaat program yang sejauh ini dilaksanakan, hingga mampu meningkatkan hasil pertanian dari berbagai komoditas unggulan daerah.
Menurut Ismarini, program Agrosolution dan Makmur sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong korporasi pertanian, yang didukung kemudahan pembiayaan dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Terlebih dalam upaya mengurangi ketergantungan petani akan pupuk bersubsidi, program pendampingan Agrosolution menjadi jawaban petani untuk terus memacu produktivitas hasil dengan penggunaan pupuk non subsidi.
“Makanya kami harap program Agrosolution ini bisa terus dikembangkan, agar korporasi petani bisa berjalan dan terealisasi dengan baik untuk meningkatkan efisiensi usaha maupun kesejahteraan petani Indonesia,” ujar Ismarini, saat kunjungan ke Pupuk Kaltim selama dua hari, pada 15-17 Februari 2023.
Menurut Ismarini, Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan transformasi subsidi pupuk menjadi subsidi langsung ke petani, yang saat ini telah memasuki tahap perbaikan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) dan juga digitalisasi Kartu Tani untuk memastikan pemerataan penyaluran pupuk secara transparan, utamanya bagi yang benar-benar berhak menerima. Jika hal itu berjalan, maka petani penerima subsidi langsung pun akan diberi pendampingan intensif untuk penyediaan input produksi seperti benih, bibit hingga teknik budidaya dan teknologi pertanian melalui pola pemberdayaan petani.
“Dari hal tersebut, model pendampingan seperti Agrosolution sangat dibutuhkan dan kami harap turut didukung Pupuk Kaltim, agar petani penerima subsidi langsung bisa mendapat jaminan agri input hingga tata kelola pertanian yang lebih terarah,” lanjut Ismarini.
Seiring dengan revitalisasi pabrik di lingkungan Pupuk Indonesia Grup, pihaknya pun berharap daya saing pupuk dalam negeri dapat terus meningkat di pasar global, dan efisiensi yang dilakukan pun makin berdampak terhadap volume pupuk bersubsidi untuk mengakomodasi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, Pupuk Kaltim juga didorong mengembangkan pupuk organik secara optimal, guna meningkatkan daya dukung lahan dan mengembalikan unsur hara pada tanah sebagai upaya mendukung keberlanjutan pertanian.
“Kami harap ini bisa menjadi semangat bagi Pupuk Kaltim untuk terus meningkatkan daya saing, sekaligus mendorong keberlanjutan melalui perbaikan kualitas tanah dan lahan pertanian,” tambah Ismarini.
Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman, menyambut positif dukungan Kemenko Perekonomian terhadap realisasi program Agrosolution yang dilaksanakan Pupuk Kaltim, dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian secara optimal.
Dikatakannya, program ini sengaja digagas guna membantu petani mencapai kesejahteraan, sekaligus meningkatkan produktivitas komoditas pertanian secara terintegrasi melalui pemberdayaan petani.
“Agrosolution merupakan kesinambungan langkah Pupuk Kaltim meningkatkan peran dalam menjaga ketahanan pangan, sekaligus mendorong optimalisasi sektor pertanian Indonesia melalui produk berkualitas. Program pendampingan ini akan terus dikembangkan Pupuk Kaltim, dengan melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi berbasis 3P untuk mendorong budidaya pertanian berkelanjutan,” papar Qomaruzzaman.
Dilanjutkannya, Agrosolution juga digagas untuk mendorong peningkatan penggunaan pupuk non subsidi oleh petani, guna mengurangi ketergantungan akan pupuk subsidi dengan target lahan yang jauh lebih produktif. Hal ini didukung berbagai produk unggulan Pupuk Kaltim yang telah teruji cocok dengan beragam jenis tanaman dan karakteristik lahan, seperti Urea Daun Buah, NPK Pelangi serta produk hayati Biodex dan Ecofert.
“Sejalan dengan upaya meningkatkan daya dukung lahan, Pupuk Kaltim menghadirkan inovasi NPK JOS sebagai produk pertama di Indonesia yang menggabungkan fungsi pupuk kimia dan hayati dalam satu kemasan. Hal ini juga bentuk dukungan Pupuk Kaltim terhadap keberlanjutan pertanian, karena NPK JOS mampu menjaga daya dukung lahan secara berkesinambungan,” lanjut Qomaruzzaman.
Begitu pula dengan berbagai pengembangan yang dilakukan, baik menggali potensi hilirisasi produk maupun pembangunan pabrik baru di Papua Barat yang saat ini masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), merupakan upaya Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia Grup meningkatkan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri sekaligus daya saing, agar kedepan keberadaan perusahaan makin berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Untuk itu kami harap dukungan dari Kemenko Perekonomian, agar berbagai langkah pengembangan yang dilakukan Pupuk Kaltim dapat berjalan sesuai harapan sehingga perusahaan makin berkontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Qomaruzzaman.
SEVP Operasi Pemasaran Pupuk Indonesia Gatoet Gembiro Noegroho, menyampaikan Pupuk Indonesia Grup telah menerapkan digitalisasi mulai dari lini 1 hingga lini 3, sesuai amanah Pokja Pupuk Kemenko Perekonomian untuk memastikan distribusi pupuk bagi petani di seluruh wilayah tersalurkan secara baik dan optimal.
Tercatat selama 2022, Pupuk Indonesia Grup telah menyalurkan pupuk bersubsidi 7,4 juta ton, dan tahun 2023 diamanahkan sebesar 7,8 juta ton atau sebesar 60 persen dari rencana produksi secara keseluruhan.
“Kami yakinkan amanah penyaluran pupuk subsidi pada tahun ini akan terealisasi dengan baik, terlebih dukungan stok di seluruh wilayah saat ini mencapai 1,4 juta ton atau 190 persen dari ketentuan. Termasuk untuk program pendampingan Agrosolution maupun Makmur, juga akan terus dikebut Pupuk Indonesia Grup guna mendorong produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani di Indonesia,” terang Gatoet.(*)