Populism.id, KUTIM – Pemulihan pasca bencana merupakan tahapan penting dalam dinamika kebencanaan di Indonesia.
Prinsip dasar pada tahapan pemulihan pascabencana yaitu membangun kembali lebih baik, aman, dan berkelan jutan dengan berbasis pada pengurangan risiko bencana serta kearifanlokal.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Khairunnisanur menuturkan, situasi dilapangan ada seribu orang yang terdampak bencana banjir 2022 lalu, namun beberapa warga tidak ingin didata kerusakan karena yang dialami tidak parah.
“Kejadian di lapangan itu, kita melihat yang disampaikan memang seperti itu, dan ada beberapa warga yang tidak ingin didata, mereka ingin mandiri, dan kerusakannya juga tidak begitu parah,” kata Khairunnisanur saat dikonfirmasi, Senin (18/12/2023)
Khairunnisa mengungkapkan dalam pendataan bagian tiga klasifikasi yaitu ringan, sedang dan berat. Dari klasifikasi tersebut diperoleh 907 data yang telah diverifikasi, termasuk verifikasi kepemilikan lahan dan kondisi rumah.
“Semua itu kami verifikasi bahwa itu lahan milik sendiri, rumah bukan sewa. Harus memiliki dokumen kepemilikan lahan dan tidak di bantaran, itulah yang bisa kami verifikasi,” ungkapnya.
Ia mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir ketika petugas melakukan evakuasi dan mendata warga yang terdampak banjir, lantaran sebanyak 30 personel BPBD baru saja mendapat peningkatan SDM tentang penanganan bencana, seperti Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P).
Sementara itu, Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kabupaten Kutai Timur Poniso Suryo Renggono meminta, agar persiapan pendataan jitupasna harus dilakukan guna mengantisipasi terjadinya banjir di wilayah yang ada di Kutim.
“Sehingga nanti jika ada bencana kita sudah siap, dan ini sangat penting, ketika nanti terjadi bencana kita tidak bingung lagi. Paling tidak sudah ada data awal sehingga kita tinggal update saja,” ungkapnya.
Poniso menambahkan, pendampingan yang dilakukan bertujuan untuk melakukan percepatan dalam pendistribusian dalam penanganan bencana.
“Hal ini dilakukan agar kedepannya masyarakat tidak ada lagi yang mengatakan ini lambat dan sebagainya, di mana hari ini kita melakukan pendampiangan, pengkajian kebutuhan pasca bencana,” tambahnya. (Adv)
[Royen-Populismedia]