
Bontang – Kasus tuberkulosis (TB) masih menjadi perhatian serius di wilayah kerja Puskesmas Bontang Selatan II. Sepanjang Januari hingga September 2024, tercatat sebanyak 98 kasus TB yang ditangani puskesmas tersebut.
Kepala Puskesmas Bontang Selatan II, dr. Livia Fitriati, mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, 44 kasus di antaranya merupakan kategori TB Bakteri Tahan (BT), sementara 37 kasus lainnya TB Bakteri Positif (BP). Selain itu, terdapat 8 kasus yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas.
“Kasus TB ini masih cukup tinggi dan menjadi salah satu fokus kami dalam upaya pengendalian penyakit menular. Data ini menunjukkan bahwa penularan TB di masyarakat masih harus diwaspadai bersama,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi dalam pengendalian TB adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini ketika mengalami gejala. Padahal, deteksi dini sangat penting agar pasien bisa segera mendapatkan pengobatan dan mencegah penyebaran lebih luas.
Ia bilang, pihaknya terus menggencarkan program edukasi dan pemantauan pasien TB melalui kader kesehatan. Langkah ini dilakukan agar pasien benar-benar tuntas menjalani pengobatan, karena ketidakpatuhan minum obat dapat memicu resistensi obat.
Selain itu, Puskesmas Bontang Selatan II juga rutin berkoordinasi dengan lintas sektor untuk mendorong masyarakat aktif dalam deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan.
“TB ini bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga masalah sosial. Karena itu, kami perlu dukungan dari semua pihak untuk menekan angka kasus,” tegasnya.
Dengan upaya berkelanjutan ini, Puskesmas Bontang Selatan II berharap jumlah kasus TB di wilayahnya dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan paru-paru. (Re)
Leave a Reply