Populism.id, Bontang – Pengembangan sasaran program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang direalisasikan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dalam mendorong pemberdayaan masyarakat, meraih tiga kategori penghargaan dalam ajang Nusantara CSR Award 2024, dari La Tofi School Of Social Responsibility. Hal ini melihat peran Pupuk Kaltim yang dinilai mampu menjalankan program TJSL secara optimal, utamanya keselarasan inisiatif terhadap pencapaian indikator SDGs.
VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, menjelaskan tiga penghargaan tersebut masing-masing Kategori Kemiskinan melalui gagasan Pertanian Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA), lalu Kategori Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi pada inisiasif Pujasera NPK Pelangi, serta penghargaan khusus berupa Trofi Keris Kehormatan bagi Direktur Utama Pupuk Kaltim, yang dinilai berhasil mendorong optimalisasi sasaran TJSL sebagai perwujudan pemimpin transformasi bisnis berkelanjutan.
“Aspek pemberdayaan merupakan salah satu fokus implementasi TJSL Pupuk Kaltim, yang sengaja diinisiasi untuk memaksimalkan potensi serta peluang dalam mendorong kesejahteraan dengan dampak yang lebih luas di masyarakat,” ujar Sugeng, Kamis (25/7/2024).
Menurut dia, dengan menekankan pembinaan pada aspek pemberdayaan, Pupuk Kaltim tidak hanya melakukan perbaikan sosial dari sisi kesejahteraan, tapi juga menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian, seiring makin bertumbuhnya sektor usaha. Pembinaan pun disasar mulai tahap awal di taraf usaha mikro, yang terus didorong agar usaha binaan semakin berkembang dan naik kelas melalui pendampingan intensif.
Seperti program PKT BISA, yang awalnya dirancang untuk mendorong perbaikan kualitas lahan secara berkelanjutan di Dusun Babadan, Desa Kepuh Rejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Program ini kemudian dikembangkan untuk mewujudkan ekonomi sirkular di sektor pertanian dengan menggiatkan pemanfaatan kompos, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Masyarakat Babadan dibekali keterampilan mengolah kompos dari limbah peternakan dengan pendampingan bertahap. Hal ini memungkinkan mereka memproduksi kompos bernilai tinggi yang dapat digunakan pada lahan garapan masing-masing, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang signifikan.
Seiring waktu, lahan pertanian di Dusun Babadan yang sebelumnya kurang produktif mulai menunjukkan perubahan positif. Dengan luas lahan produktif mencapai 40 hektare, komoditas utama seperti kacang tanah, padi, dan jagung dapat digarap optimal.
“Seiring perubahan pola pertanian dan kondisi lahan, pengetahuan serta keterampilan warga mengenai sektor agrikultur juga semakin pesat. Potensi kompos dikembangkan melalui unit usaha masyarakat agar berdampak positif pada kesejahteraan petani,” terang Sugeng.
Program ini kini telah berkembang menjadi kelompok besar bernama “Babadan Makmur,” yang terdiri dari beberapa kelompok binaan seperti Koperasi Mandiri Lintas Generasi, Kelompok Pertanian Dusun Babadan, Kelompok Peternakan Muda Mandiri, Kelompok Perikanan Tirto Wening, Kelompok UMKM Ibu-Ibu Milenial, dan Kelompok Kompos Tabur Makmur. Kerjasama strategis antar kelompok menciptakan rantai nilai yang berkesinambungan, dengan lebih dari 100 anggota aktif berpartisipasi.
“Program ini juga mendapatkan pengakuan internasional melalui penghargaan AREA 2024. Hal ini pun diharap mendorong terciptanya swasembada pangan secara berkelanjutan, sebagai bentuk nilai tambah dalam mewujudkan ekonomi sirkular di bidang pertanian,” lanjut Sugeng Suedi.
Selanjutnya program Pujasera NPK Pelangi, digagas Pupuk Kaltim untuk memberdayakan masyarakat sekitar perusahaan melalui pembinaan UMKM. Pada program ini Pupuk Kaltim menyediakan sarana berjualan secara permanen, untuk memfasilitasi berbagai unit usaha masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang.
Pujasera ini dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, mulai dari listrik 24 jam hingga sarana kebersihan seperti air, toilet dan tempat sampah. Lalu sarana untuk masing-masing pedagang berjualan layaknya kursi pengunjung, CCTv, banner lapak pelaku usaha, wastafel dan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU).
Untuk meningkatkan nilai tambah program, Pupuk Kaltim juga rutin menggelar kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di Pujasera NPK Pelangi, sehingga secara bertahap peluang usaha binaan makin bertumbuh seiring banyaknya kunjungan ke lokasi tersebut.
“Keberadaan Pujasera NPK Pelangi juga bentuk perhatian Pupuk Kaltim terhadap pengembangan UMKM agar lebih berdaya dan mandiri, sekaligus realisasi komitmen pemberdayaan melalui pembinaan bagi masyarakat sekitar perusahaan,” tambah Sugeng.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, menyampaikan implementasi TJSL Perusahaan diselaraskan dengan arah kebijakan Kementerian BUMN yang berfokus pada kemandirian dan pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan. Utamanya berkontribusi dalam memajukan UMKM, selain partisipasi aktif terhadap lingkungan.
Hal ini yang dijabarkan Pupuk Kaltim melalui serangkaian program, dengan sasaran pelaksanaan secara terukur dan evaluasi berkala untuk perbaikan menyeluruh. Hal tersebut menjadi perhatian Pupuk Kaltim dalam mendukung keberlanjutan melalui manfaat TJSL, sesuai business growth strategy yang dijalankan Perusahaan.
“Pupuk Kaltim berkomitmen untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan, dengan terus memperkuat tata kelola perusahaan, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Soesilo.
Chairman La Tofi School of Social Responsibility, La Tofi, mengungkapkan ajang ini sebagai apresiasi bagi perusahaan yang memiliki komitmen dan kontribusi terhadap masyarakat maupun lingkungan, demi mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Melalui ajang ini, perusahaan didorong terus menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, mematuhi nilai tata kelola perusahaan, serta mengembangkan berbagai inovasi yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
“Kami ucapkan selamat dan apresiasi kepada perusahaan yang telah menunjukkan komitmen kuat terhadap perbaikan lingkungan, peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat yang diikuti tata kelola bisnis secara berkelanjutan,” ucap La Tofi.(*)