Sabtu, November 23, 2024
BerandaAdvertorialDPRD Bontang Nilai Masyarakat Butuh Edukasi Terkait Penyebaran Telur Nyamuk Wolbachia

DPRD Bontang Nilai Masyarakat Butuh Edukasi Terkait Penyebaran Telur Nyamuk Wolbachia

Anggota Komisi I DPRD Bontang Adrofdita meminta Dinkes gencar sosialisasi terkait upaya pemerintah menekan kasus demam berdarah, dengan penyebaran telur nyamuk ber-Wolbachia. (Doc. Populism.id)

Populism.id, BONTANG – Penyebaran telur Wolbachia yang dilakukan Dinas Kesehatan sebelumya, menarik perhatian DPRD Bontang ditengah polemik yang mempertanyakan dampak dari formulasi baru itu.

Anggota Komisi I DPRD Bontang Adrofdita mengingatkan pemerintah agar gencar melakukan sosialisasi penyebaran nyamuk ber-Wolbachia sebagai salah satu strategi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) harus digencarkan.

Hal itu penting, pasalnya pengetahuan masyarakat terkait nyamuk sejak awal diartikan negatif.

Terlebih ada pendapat beberapa ahli kesehatan di Indonesia, yang belakangan menyoal penyebaran nyamuk ber-Wolbachia.

“Jangan sampai muncul penolakan baru mau jalan,” ungkapnya, Selasa (5/12/2023).

Tersebab polemik itu, kemungkinan penolakan bisa muncul lantaran adanya ketidakpahaman mengenai kebijakan tersebut sehingga masyarakat khawatir kalau ada dampak negatifnya, padahal sebenarnya tidak seperti itu.

“Untuk itu, kami meminta agar pilot project ini bisa dimengerti secara utuh oleh masyarakat. Caranya mendekatkan diri, sampaikan dengan sosialisasi,” terangnya.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan, secara garis beras penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan lagi tahap uji coba sebagai upaya penanggulangan demam berdarah.

Lantaran sudah melalui serangkaian penelitian yang dilakukan Universitas Gajah Mada dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Salatiga sejak 2011, dan pernah mendapat uji coba di Yogyakarta dan diklaim mampu menekan kasus sebanyak 77 persen DBD di kota dan di rumah sakit sebanyak 86 persen.

“Jadi bukan program baru. Pun demikian kami sadar saran (sosialisasi) yang diberikan sangat baik dan Alhamdulillah hal tersebut sudah kami lakukan,” ungkapnya.

Meski demikian, upaya edukasi akan dilanjutkan secara masif di masyarakat melibatkan, instrumen pemerintahan sampai ketingkat RT.

Lebih lanjut, dia berharap warga Bontang tak panik dengan metode ini. Di beberapa negara juga sudah menerapkan dan hasilnya diakui WHO.

Sebagai tambahan informasi, sejatinya Wolbachia sistem yang dipakai ialah dengan metode pergantian. Nyamuk jantan dan betina Wolbachia dilepaskan ke alam, sehingga menggantikan nyamuk DBD.

Ada 4.911 titik penyebaran bibit nyamuk Wolbachia di Bontang. Dimulai dari Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan, dan Kelurahan Kanaan. Dengan jumlah 3.031 ember telur Wolbachia. Sementara tahap kedua berjalan di bulan ini. (Adv)

(Royen-Populismedia)

Print Friendly, PDF & Email
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular