Angka Stunting di Bontang Turun Jadi 17,44 Persen, Pemkot Apresiasi Kerja Kolektif Lintas Sektor

Wali Kota Bontang Neni Moernaeni. (Doc. Populismedia)

Bontang — Pemkot Bontang mencatat, capaian positif dalam upaya penurunan angka stunting. 

Berdasarkan hasil timbang serentak yang dilaksanakan pada Mei 2025, prevalensi stunting turun menjadi 17,44 persen. 

Persentase itu dihasilkan dari sebanyak 10.056 balita yang dipantau dalam kegiatan timbang. Artinya, prevalensi stunting berhasil ditekan di bawah 18 persen.

Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 20,7 persen.

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan, penurunan terjadi atas kontribusi lintas sektor. Mulai dari Tenaga Kesehatan (Nakes), kader posyandu, dan partisipasi masyarakat.

Tak hanya itu, penurunan juga didukung oleh berbagai intervensi strategis. Dianataranya, edukasi gizi kepada keluarga, peningkatan pelayanan Posyandu dan perbaikan sanitasi dan air bersih.

“Penurunan ini merupakan buah dari kerja bersama semua pihak,” kata Neni Moernaeni saat dikonfirmasi, Jumat (8/8/2025).

Namun, Ia menjelaskan, Meski hasilnya menunjukkan tren positif, Pemkot tetap menaruh perhatian serius pada akurasi data. Apabila merujuk dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang yakni, dari total 16.226 sasaran balita pada 2024, hanya 6.018 anak atau sekitar 37,09 persen yang tercatat dalam pemantauan tumbuh kembang secara berkala.

“Capaian ini adalah langkah awal. Kita tidak boleh berpuas diri. Melalui program ini ini kami pastikan anak di Bontang tumbuh sehat dan cerdas,” terangnya.

Sehingga, ia mendorong Nakes dan para kader Posyandu tiap wilayah agar lebih aktif mengajak warga untuk rutin memantau tumbuh kembang anak melalui Posyandu.

“Koordinasi lintas sektor menjadi kunci untuk memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan,” tandasnya. (Adv/Royen)