Sabtu, November 23, 2024
BerandaKaltimBontangBanjir Terparah Sejak 2019, Ribuan Warga Bontang Terdampak

Banjir Terparah Sejak 2019, Ribuan Warga Bontang Terdampak

Petugas BPBD turun ke lokasi Banjir di Jalan Ahmad Yani membantu mengevakuasi warga terdampak banjir. (Doc ; Humas BPBD)

Populism.id, Bontang – Banjir hari ini terparah sejak 2 tahun terakhir. Pemukiman warga yang terdampak kian meluas.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang, mencatat sementara ini sudah 48 RT terendam banjir yang tersebar di 6 Kelurahan.

Menurut Kepala BPBD Bontang Zainuddin Kelurahan Api-api menjadi wilayah yang paling terdampak.

“Dengan total wilayah terdampak korban sebanyak 1.857 jiwa dari 23 RT,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media, Selasa 26 April 2022.

Selanjutnya Kelurahan Guntung ada 1.008 jiwa dari total 7 RT, Kelurahan Gunung Elai 7 RT, Kelurahan Satimpo sebanyak 2 RT, Kelurahan Gunung Telihan 3 RT, dan Kelurahan Kanaan ada 6 RT atau sebanyak 694 jiwa.

Diketahui banjir pada Bulan Ramadan 2022 ini merupakan banjir terbesar selama dua tahun terakhir. Setelah banjir besar pada 2019 lalu.

Zainuddin menjelaskan banjir ini disebabkan tumpahan air dari hulu sungai mahakam yang beriringan dengan hujan deras yang terjadi pada Senin (26/4/2022) kemarin.

Selain membanjiri rumah warga, sejumlah Jalan pun ikut ditutup karena kondisi air yang cukup tinggi. Diantaranya, Jalan Pattimura, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Imam Bonjol.

“Ditutup karena ketinggiannya lumayan. Bisa menyebabkan motor mogok daripada banyak korban jadi kita tutup aja,” kata Zainuddin.

Terkait soal data terdampak hingga kini masih terus di-update dan petugas masih bekerja di lapangan. Untuk masyarakat agar tetap waspada karena banjir masih melanda Kota Bontang.

“Kami dari malam sampai di pukul 13.00 siang tadi bersama Polres dan TNI terus berpatroli di lapangan, selain mengevakuasi warga, kami juga mendata dan memantau potensi air kembali naik,” ujarnya.

Sementara Komunitas Pemantau Air Sungai Bontang juga mencatat banjir kali ini cukup parah. Selain tinggi permukaan air, genangan juga lebih lama.

“Dampaknya, seluruh pengusaha baik kelontongan hingga toko elektronik di Jalan Ahmad Yani harus ditutup,” jelas Kompas dalam rilisnya. (mrd/Pm)

Print Friendly, PDF & Email
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular