
Bontang – Lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bontang kembali menjadi perhatian serius. Sejak 14 September hingga saat ini, tercatat ada 13 kasus baru, sehingga total kasus sepanjang 2025 sudah mencapai 166.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bakhtiar Mabe, mengatakan kasus terbanyak dalam sepekan terakhir terjadi di Kelurahan Loktuan dengan empat kasus. Sementara itu, Tanjung Laut menyumbang tiga kasus, Tanjung Laut Indah dua kasus, dan empat kelurahan lain masing-masing satu kasus.
Meskipun jumlah ini masih lebih rendah dibanding Januari–Agustus 2024 yang mencapai 405 kasus, Bakhtiar mengingatkan agar masyarakat tidak lengah. Menurutnya, kondisi cuaca yang sering diguyur hujan membuat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti semakin cepat.
“Pencegahan yang paling efektif tetap dengan gerakan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik tetap hidup dan bisa menetas kapan saja,” tegasnya saat dihubungi, Senin (29/9/2025).
Bakhtiar bilang, permintaan warga untuk dilakukan fogging tidak bisa selalu dikabulkan. Pasalnya, pengasapan hanya boleh dilakukan di lokasi yang sudah dipastikan ada kasus DBD.
“Kami lakukan survei dulu sebelum fogging, untuk memastikan langkah itu benar-benar tepat,” ucapnya.
Sebagai alternatif, masyarakat juga bisa memanfaatkan bubuk abate yang dibagikan Dinkes untuk membunuh jentik nyamuk di penampungan air. Hal ini dinilai lebih aman dan efektif daripada pengasapan secara masif yang justru bisa berdampak pada kesehatan dan lingkungan.
“Yang terpenting adalah kesadaran kolektif dari masyarakat. Kalau gerakan 3M plus konsisten dilakukan di rumah tangga masing-masing, maka penyebaran DBD bisa ditekan tanpa harus menunggu fogging,” pungkasnya. (Re)
Leave a Reply