
Bontang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Imbauan ini disampaikan menyusul adanya dua kasus kematian akibat DBD yang tercatat pada September 2025.
Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe, menjelaskan korban berasal dari Kelurahan Loktuan dan Kanaan. Satu di antaranya pelajar SMA, sementara satu lagi merupakan warga lanjut usia. Keduanya terlambat mendapat penanganan medis.
“Mereka sudah demam hampir seminggu di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit. Saat datang kondisinya sudah berat, dengan pendarahan dan komplikasi,” ungkapnya, Selasa (16/9/2025).
Menurut dia, kondisi ini harus menjadi pelajaran penting bagi masyarakat. Gejala demam, meski terlihat sepele, tidak boleh diabaikan begitu saja. Dinkes menekankan pentingnya deteksi dini agar pasien bisa segera mendapat penanganan medis.
“Jangan tunggu sampai parah. Kalau ada demam tinggi lebih dari dua hari, segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit. Itu cara paling aman untuk mencegah risiko kematian,” tegasnya.
Selain deteksi dini, masyarakat juga diminta lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Genangan air, tumpukan barang bekas, dan kebiasaan tidak menjaga lingkungan menjadi pemicu utama berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.
“DBD tidak bisa hanya dicegah dengan obat atau tenaga medis. Lingkungan bersih dan perilaku sehat adalah benteng utama kita,” jelasnya.
Ia menambahkan, kasus DBD di Bontang sebenarnya menurun signifikan dari 558 kasus pada 2024 menjadi 152 kasus di 2025. Namun angka kematian justru meningkat dari satu menjadi dua orang.
Karena itu, Dinkes mengajak masyarakat lebih disiplin melakukan gerakan 3M Plus dan ikut aktif dalam kerja bakti di lingkungan sekitar.
“Mencegah jauh lebih mudah daripada mengobati. Mari bersama-sama menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan,” pungkasnya. (Re)














Leave a Reply