
Bontang – Pemkot Bontang terus menunjukkan kesigapan dalam menghadapi berbagai isu strategis, di bidang kesehatan dan lingkungan.
Hal itu disampaikan Wali Kota Bontang Neni Moernaeni dalam rapat koordinasi, di Ruang Rapat Kantor Wali Kota, Rabu (17/9/2025).
Ia mengatakan, fokus pembahasan meliputi pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), penanganan penyakit infeksi menular, serta pengelolaan limbah medis.
Menurutnya, meski kasus DBD di Bontang belum berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB), namun kewaspadaan pada kasus tersebut perlu dikedepankan.
“Walaupun tidak berstatus KLB, kita tidak boleh lengah. Langkah antisipasi harus diperkuat untuk melindungi masyarakat,” kata Neni Moernaeni saat dikonfirmasi, Rabu (17/9).
Sebagai langkah cepat, Pemkot akan melakukan fogging di daerah dengan kasus tertinggi, sekaligus mengoptimalkan peran juru pemantau jentik (jumantik).
Bahkan, program ‘Puskesmas Goes To School’ akan digencarkan, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa dan guru mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.
Tak hanya itu, perhatian khusus juga diberikan pada penyakit infeksi menular. Tahun ini, Pemkot Bontang menargetkan sedikitnya 5.573 orang dari kelompok rawan untuk menjalani pemeriksaan dini.
“Pemeriksaan dini ini krusial untuk deteksi, percepatan pengobatan, dan memutus mata rantai penyebaran penyakit,” terangnya.
Ia menjelaskan, rangkaian kebijakan tersebut bukan hanya bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, tetapi juga upaya memastikan pengelolaan lingkungan berjalan sesuai aturan.
“Kami berkomitmen menjaga kualitas hidup masyarakat sekaligus memperkuat fondasi pembangunan kota yang sehat, hijau, dan berkelanjutan,” tandasnya. (Adv/Royen)













Leave a Reply