Jalankan Program Bank Sampah, SMPN 5 Bontang Olah Sampah Daun Jadi Kompos

Halaman sekolah yang berada dikawasan pepohonan rindang, di SMPN 5 Bontang, Jalan Pupuk Raya. (Rae/Populismedia).

Bontang – SMP Negeri 5 Bontang terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Berada di kawasan yang dipenuhi pepohonan rindang, sekolah ini memanfaatkan guguran daun sebagai bahan kompos, sekaligus mendidik siswa mencintai lingkungan sejak dini.

Kepala SMPN 5 Bontang, Muhiddin mengatakan, dedaunan kering yang berserakan di halaman sekolah dikumpulkan dan diolah menjadi kompos.

Hasilnya kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman di lingkungan sekolah.

Selain pengolahan kompos, sekolah juga telah menjalankan program bank sampah selama lebih dari lima tahun.

Dalam program ini, siswa membawa sampah daur ulang dari rumah setiap hari Jumat. Sampah yang dikumpulkan akan ditimbang dan dihitung sebagai tabungan yang dikelola oleh wali kelas.

“Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar menjaga lingkungan, tetapi juga menerapkan kebiasaan menabung,” kata Muhidin saat dikonfirmasi, Senin (26/5/2025).

Dana hasil tabungan dari penjualan sampah digunakan untuk kebutuhan kelas, termasuk perlengkapan belajar dan kegiatan ekstrakurikuler. Beberapa sampah plastik yang masih layak juga diubah menjadi karya seni seperti pot tanaman dan hiasan dinding.

Muhiddin menyebut keberhasilan program lingkungan di sekolah tidak lepas dari kolaborasi antara guru, siswa, dan petugas kebersihan. Meski menghadapi tantangan berupa banyaknya daun gugur setiap hari, kebersihan sekolah tetap terjaga berkat kedisiplinan bersama.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparuddin mengapresiasi, langkah SMPN 5. Menurutnya, program yang dijalankan sejalan dengan arah kebijakan pendidikan yang berwawasan lingkungan.

“Saya sangat mengapresiasi SMPN 5 Bontang. Ini menunjukkan sekolah mampu membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas akademik, tapi juga peduli lingkungan,” katanya.

Ia berharap, program serupa dapat diadopsi oleh sekolah lain agar kesadaran terhadap lingkungan menjadi budaya yang melekat di dunia pendidikan.

“Pentingnya pendidikan karakter yang menyatu dengan praktik nyata di sekolah,” tandasnya. (Adv/Rae)