
Bontang – Puskesmas Bontang Selatan II mencatat masih adanya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerjanya sepanjang September 2025. Kepala Puskesmas Bontang Selatan II, dr. Livia Fitriati, menyebutkan total ada 8 kasus DBD yang terlapor, dengan rincian 6 kasus di Kelurahan Berbas Tengah (BT) dan 2 kasus di Kelurahan Berbas Pantai (BP).
Selain itu, turut ditemukan 5 kasus demam dengue. Dari jumlah tersebut, 3 pasien berasal dari Berbas Tengah dan 2 pasien lainnya dari Berbas Pantai.
“Data ini menunjukkan bahwa meski jumlahnya tidak tinggi, ancaman penularan masih ada di lingkungan sekitar,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Jumat (3/10/2025).
Ia menjelaskan, DBD maupun demam dengue disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Karena itu, langkah pencegahan harus menjadi prioritas utama masyarakat.
“Kasus DBD biasanya meningkat ketika musim hujan, karena banyak genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Maka, masyarakat perlu lebih peduli dengan kondisi lingkungannya,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya gerakan 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat penampungan air. Selain itu, masyarakat juga diimbau menggunakan kelambu, menaburkan bubuk larvasida pada tempat air yang sulit dikuras, serta menjaga kebersihan rumah dan pekarangan.
“Kalau ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi mendadak, disertai nyeri kepala, nyeri sendi, atau muncul bintik merah di kulit, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Jangan menunggu parah,” tegasnya.
Menurutnya, penanganan dini sangat penting untuk mencegah kondisi pasien memburuk. DBD bisa berkembang cepat dan berakibat fatal bila terlambat mendapatkan perawatan medis.
Selain mengandalkan Puskesmas, ia berharap masyarakat ikut aktif menjadi pengawas lingkungan.
“Pencegahan bukan hanya tugas tenaga kesehatan, tapi juga seluruh warga. Dengan bersama-sama, rantai penularan DBD bisa diputus,” pungkasnya. (Re)
Leave a Reply