Minggu, Oktober 20, 2024
BerandaAdvertorialMa’rifah Herbal, Minyak Urut Kualitas Premium Binaan PKT, yang Terjual Sampai Arab...

Ma’rifah Herbal, Minyak Urut Kualitas Premium Binaan PKT, yang Terjual Sampai Arab Saudi

Asma menunjukkan 3 produk unggulan Ma’rifah Herbal yang dihasilkan dari tanaman obat yang dibudidayakan di Lok Tuan, Bontang Utara. (Doc. Populism.id-iwan)

Populism.id, Bontang – Siapa yang menduga, hobi yang ditekuni Asma menanam berbagai jenis tumbuhan di pekarangan rumah, justru mengawali cerita Ma’rifah Herbal. Merek minyak urut, produk hasil tanaman obat keluarga (toga), yang berhasil dibudidayakan warga Lok Tuan dengan support program CSR PT Pupuk Kalimantan Timur sejak awal 2017 lalu. 

Asma adalah pemilik dari Ma’rifah Herbal, unit usaha binaan PKT. Ia berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, yang merantau ke Bontang sejak 21 tahun lalu. 

Kisah kesuksesan Ma’rifah Herbal berawal dari modal bibit dan rumah semai yang didirikan PKT untuk Asma. Kemudian ia bersama Paku Alam -suaminya- memulai menanam berbagai macam tumbuhan obat di pekarangan rumahnya. 

Tidak butuh 1 tahun, kata perempuan yang mengajar SD Nurul Iman ini, tanaman obat tersebut sudah dapat ia ambil dan diproduksi menjadi minyak urut. walaupun ia mengakui, waktu itu, hasilnya belum maksimal.

Tidak berputus asa, Asma kemudian berani berinovasi dengan meracik ulang bahan-bahan tanaman obat tersebut, dan menambahkan jenis tumbuhan-tumbuhan tertentu yang menjadi pembeda dari minyak urut pada umumnya.

“Disitu rahasianya dan tentunya punya khasiat lebih dan sudah akui banyak orang,” kata perempuan berumur 49 tahun itu. 

Karena dinilai berhasil, PKT kemudian memberikan kesempatan ibu satu anak itu dan 3 anggota lainnya berangkat ke Bogor, mengikuti pelatihan langsung di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di tahun 2018. 

“Kami belajar banyak disana, misalnya cara penyulingan minyak, pencampuran bahan baku agar aroma dari minyak itu tidak menyengat,” ungkapnya. 

Setelah pulang dari Bogor, Asma membawa Ma’rifah Herbal terus berkembang dan berinovasi menambah 2 produk baru. Minyak Kemiri dan Minyak Penyubur Rambut, yang mana semua produknya tersebut sudah mengantongi izin edar dari BPOM sejak 2019. 

Hal tersebut kemudian didukung oleh PKT untuk memperluas jangkauan pemasarannya di luar Bontang, bahkan sampai tembus ke Arab Saudi, dengan MoU dengan salah satu agensi travel umrah dan haji.

“Kalau lokalan Indonesia, Alhamdulillah minyak herbal Ma’rifah ada di 32 kota. Yang paling jauh di rasanya di Papua Kabupaten Fakfak, kalau luar negeri sampai Arab Saudi, itu berkat PKT yang bantu pemasarannya,” ujarnya tersenyum. 

Diungkap Asma, tanaman obat yang dimiliki saat ini sudah mencapai 200 jenis. Sementara omzetnya mencapai ratusan juta per tahun, dengan lini usaha yang berkembang. Mencakup katering, rumah spa, kafe (di Koperasi PKT), dan rumah edukasi dengan pekerja 26 orang. 

“Hasilnya sangat terasa, saya bisa umrah dengan suami di 2019. Beli tanah yang awalnya saya sewa untuk penanaman, harganya Rp 150 juta. Luasnya 10X27 meter,” ujarnya.

Raih Penghargaan

Ma’rifah Herbal mendapat berbagai macam penghargaan. Misalnya, pada 2020 lalu, menerima penghargaan Produktivitas Siddhakarya oleh Gubernur Kalimantan Timur.

2021, penghargaan Paramakarya dari Kementerian Ketenagakerjaan yang diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI.

Kedepan Asma menargetkan produk Ma’rifah Herbal bisa dipasarkan ke seluruh apotek. Saat ini sedang berproses untuk memajang hasil produk di apotek Kimia Farma. 

“Kalau penghargaan saya nggak kejar, kalau bicara targe kedepannya produk masuk ke apotek,” tuturnya.

Apresiasi Pemerintah

Wali Kota Bontang Basri Rase sangat mengapresiasi perusahaan yang ada di Kota Bontang melalui corporate social responsibility (CSR) yang sudah mendukung dan memberdayakan masyarakat.

Basri menyadari, keterlibatan perusahaan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Terlebih untuk meningkatkan sektor perekonomian melalui tanaman herbal atau toga.

“Selain pemanfaatan lingkungan kegiatan tersebut dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat. Jadi, sangat membantu sekali,” kata Basri.

Basri berpesan, CSR perusahaan tidak hanya berfokus kepada mitra binaan. Melainkan kepada kelompok masyarakat lainnya yang fokus pada bidang pengelolaan tanaman.

“Ke depan kami akan teken MoU (nota kesepahaman, Red) kepada PT Pupuk Kaltim dalam hal memberdayakan kelompok masyarakat lainnya. Harapan saya mereka bisa berkontribusi dalam menyumbang pupuk,” bebernya.

Ia berharap, masyarakat khususnya ibu rumah tangga, lansia, hingga para pensiunan memiliki agenda kegiatan atau tetap produktif. Hal itu penting bukan hanya urusan penghasilan tetapi juga kesehatan.

“Kegiatan semacam ini harus terus menular. Jadi, pemanfaatan pekarangan rumah lebih maksimal,” tukasnya.

Sementara, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menyebut bahwa keberadaan PKT banyak membantu warga. Tidak hanya bufferzone. “Bantuan yang mereka berikan menyebar di Bontang,” terangnya.

Di samping itu, sebagai perusahaan raksasa, ribuan warga Bontang bekerja di sana. Baik di PKT, maupun anak usahanya. “Untuk itu keberadaan mereka harus didukung,” tegasnya.

Tidak heran, kata Agus Haris, roda ekonomi di Bontang khususnya bagian utara, banyak bergantung kepada pemilik pabrik urea terbesar di ASEAN itu. (iwan/pm)

Print Friendly, PDF & Email
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular