Populism.id, Bontang – Masyarakat buffer zone menyatakan sikap, lantaran tak pernah merasa menggugat PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Di sisi lain, pernyataan sikap ini sebagai bentuk dukungan terhadap PT PKT, pasca aksi demonstrasi kemarin, Senin (1/8/2022).
Adapun yang tergabung dalam pertemuan ini, yakni warga Bontang Kuala, Tanjung Limau, Lok Tuan dan Guntung, Selasa (2/8/2022).
Ketua Lembaga Adat Kutai Guntung, Darmawi menuturkan, apabila warga Kampung Guntung yang secara garis besar berdekatan langsung dengan PKT tak pernah mempermasalahkan apa yang menjadi tuntutan dari aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
“Kalau kami Di Guntung tidak pernah ada masalah dengan keberadaan PKT,” katanya dalam jumpa pers di salah satu kafe, di Bontang Utara, Selasa (2/8).
Darmawi menilai, sejauh ini sumbagsih PKT cukup banyak bagi warga Guntung, salah satunya program kerjasama percepatan pengembangan di Kelurahan Guntung, khususnya dalam hal pariwisata dan pembangunan.
Salah satu program pengembangan wisata, yakni Guntung Eco Culture Sport Tourism. Dalam jangka waktu lima tahun kedepan pihaknya akan bekerjasama dengan PKT untuk mewujudkan Guntung sebagai kampung wisata adat melalui program CSR PKT.
Sumber Daya Manusia (SDM) pun kini tengah dipersiapkan secara bertahap. Bahkan, pada 6 hingga 7 Agustus 2022 akan mengadakan lomba olahraga tradisional se-Kaltim. Tentunya ini sangat berdampak bagi kemajuan Guntung
“Semua elemen masyarakat di Guntung semua dilibatkan dalam forum pengembangan pariwisata,” ucapnya.
Ketua Lembaga Adat Bontang Kuala Yusran Tayib mengatakan, dengan adanya aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, ia menilai hal itu sangat miris. Sebab, berpotensi menganggu kondusifitas Kota Bontang.
“Saya secara pribadi merasa miris dan sedih dengan adanya aksi demo yang mengatas namakan masyarakat buffer zone dan menuntut sejumlah permintaan. Seakan akan PKT tidak peduli dengan masyarakat buffer zone,” paparnya.
Menurutnya, sejauh ini sumbangsih dan kontribusi PKT tidak hanya untuk masyarakat Bontang terutama bagi masyarakat buffer zone di Bontang Kuala, seperti acara adat pesta laut. Bahkan kontribusi bagi Indonesia.
“Saya menegaskan disini bahwa tidak semua masyarakat buffer zone menggugat seperti yang disuarakan sejumlah kelompok yang mengatas namakan masyarakat buffer zone menggungat. Sebaiknya mereka mengatasnamakan diri sebagai kelompok tertentu, karena arti masyarakat itu sangat luas,” tandasnya.
Turut hadir, beberapa Organisasi Masyarakat (Ormas), seperti Turut hadir Ikatan Wanita Bontang Asli Bontang (IWABI) Halimah, Ketua Laskar Gepak Bontang Ahmad Zakaria, Ketua Bakuda Bontang Syahrin Syah, Ketua Ikatan Pemuda Selambai Berkarya Adi, Jubah Hitam, Kopasti, Pokdarwis Kuala Abadi, dan Galak. (Royen/PM)