
Bontang – Masalah stunting masih menjadi perhatian serius di wilayah kerja Puskesmas Bontang Selatan II. Berdasarkan data terbaru, angka stunting balita masih berada pada level yang perlu diwaspadai.
Kepala Puskesmas Bontang Selatan II, dr. Livia Fitriati, memaparkan hasil pemantauan gizi balita di dua wilayah binaan puskesmasnya, yakni Bontang Permai (BP) dan Bontang Kuala (BT). Di wilayah BP, persentase balita dengan kategori di bawah standar (D/S) mencapai 52,98 persen, sementara balita dengan kategori pendek tercatat 25,94 persen.
Sementara itu, di wilayah BT, persentase balita kategori D/S berada pada angka 33,58 persen dan kategori pendek mencapai 23,45 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami masalah pertumbuhan dan membutuhkan perhatian bersama.
“Stunting ini tidak bisa dianggap sepele, karena dampaknya jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak. Data ini menjadi dasar kami untuk terus melakukan intervensi, baik melalui edukasi gizi maupun peningkatan kunjungan balita ke posyandu,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah masih kurangnya partisipasi orang tua dalam membawa balita ke posyandu untuk dilakukan pemantauan rutin. Padahal, penimbangan dan pemantauan pertumbuhan merupakan langkah penting dalam deteksi dini masalah gizi.
Puskesmas Bontang Selatan II, lanjut dr. Livia, juga melibatkan kader kesehatan, RT, kelurahan, hingga PKK untuk mendorong keterlibatan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran orang tua agar lebih peduli terhadap kesehatan dan gizi anak.
“Kesehatan ini tidak bisa jalan sendiri. Kami butuh dukungan semua pihak agar derajat kesehatan masyarakat meningkat, dan angka stunting bisa kita tekan bersama-sama,” ucapnya.
Dengan pemantauan berkala serta dukungan lintas sektor, Puskesmas Bontang Selatan II berharap angka stunting di wilayah kerjanya dapat terus menurun dan anak-anak tumbuh sehat sesuai usia. (Re)
Leave a Reply