Disdikbud Bontang Dukung Program Menabung Siswa, Bentuk Karakter dan Kesadaran Finansial Sejak Dini

Murid dan Guru SMPN 3 Bontang. (Dok. Istimewa).

Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang terus mendorong, penguatan pendidikan karakter melalui berbagai inovasi di sekolah.

Salah satu langkah nyata dilakukan oleh SMPN 9 Bontang, yang menginisiasi program menabung bagi siswa bekerja sama dengan Bankaltimtara.

Program ini menyasar seluruh siswa kelas 7 hingga kelas 9, dengan ketentuan setoran minimal Rp5.000 setiap pekan. Melalui skema sederhana namun terstruktur, pihak sekolah berharap kebiasaan menabung ini dapat tertanam sejak dini dan berlanjut hingga siswa dewasa.

Kepala SMPN 9 Bontang Lilyn Indriyawati menyampaikan, program ini lahir dari kepedulian terhadap pentingnya literasi keuangan. Dukungan orang tua siswa juga turut memperkuat implementasinya.

“Setiap Selasa, siswa menyerahkan uang tabungan ke koordinator sekolah. Nantinya akan disetorkan ke Bankaltimtara, dan buku tabungan dikembalikan setiap Senin agar bisa dilihat oleh orang tua,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (21/6/2025).

Menurutnya, sistem tersebut menjamin transparansi, sekaligus melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi.

Plt Kepala Disdikbud Bontang Saparudin mengapresiasi, langkah SMPN 9 Bontang yang dianggap sejalan dengan semangat penguatan profil pelajar Pancasila, khususnya dalam aspek kemandirian dan tanggung jawab.

“Menabung bukan sekadar menyimpan uang, tapi bagian dari pendidikan karakter. Ini melatih anak-anak untuk berpikir jangka panjang, menunda kesenangan sesaat, dan memahami nilai perencanaan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (21/6).

Saparudin menambahkan, kebiasaan menabung menjadi semakin relevan di tengah situasi ekonomi yang dinamis dan penuh tantangan seperti saat ini. Ia menyebut, dengan memahami arti pengelolaan uang sejak SMP, generasi muda akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan kehidupan mandiri di masa depan.

“Penting sekali sekarang menanamkan kesadaran finansial sejak dini. Ekonomi rumah tangga makin kompleks, biaya pendidikan makin tinggi, dan anak-anak perlu dibekali kecakapan untuk mengelola uang sejak usia sekolah,” tuturnya.

Ia berharap, semangat literasi finansial bisa menjadi bagian dari budaya belajar di lingkungan pendidikan Bontang.

“Langkah sederhana seperti ini bisa berdampak jangka panjang. Kami sangat mendukung program ini dan berharap menjadi inspirasi bagi sekolah lain,” pungkasnya. (Adv/Rae)