Populism.id, BONTANG – Calon Gubernur Kaltim Rudi Mas’ud melaksanakan dialog, dengan masyarakat Bontang, di Kedai Borneo, Berbas Pantai, Bontang Selatan, Senin (28/10/2024) malam.
Tak hanya itu, dialog akbar pasangan calon gubernur kaltim dan wakil gubernur kaltim Rudi – Seno ini turut hadir yakni, Ketua DPRD Bontang dari Partai Golkar Andi Faizal Sofyan Hasdam.
Kemudian, Anggota DPRD Provinsi Kaltim Andi Adi Satya Saputra, Anggota DPR RI Sarifah Suraidah dan Tokoh Masyarakat Kerukunan Keluarga Sulawesi Barat (KKSB).
Calon Gubernur Kaltim Rudi menuturkan, berbagai program unggulan Gaspol dan Jospol bakal dijalankannya apabila terpilih.
Salah satu program utama yang dijanjikan adalah Gratis Pol, mulai dari layanan pengobatan gratis di puskesmas dan rumah sakit pemerintah, yang bertujuan untuk memastikan akses kesehatan bagi seluruh warga Kalimantan Timur. ,
“Melalui program Gratis Pol, kami akan pastikan setiap warga dapat berobat tanpa memikirkan biaya. Layanan kesehatan dasar harus dijamin bagi semua,” kata Rudi dalam dialog.
Ia menjelaskan, tak hanya mencakup konsultasi gratis tetapi juga berpotensi meringankan biaya obat dan pemeriksaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Bahkan, Paslon nomor urut 2, Rudi – Seno juga bakal memberikan subsidi khusus untuk ibu hamil serta bantuan umrah bagi marbot masjid.
Di bidang pendidikan, ia berkomitmen untuk menghadirkan program seragam dan sekolah gratis bagi pelajar Kaltim. Mulai sekolah dasar hingga tingkat universitas.
“Apabila Rudy-Seno menang, Insya Allah semua gratis, Sekolah gratis, seragam sekolah gratis,” terangnya.
Diakhir, ia mengajak warga Bontang untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, pada 27 November mendatang.
Menurutnya, dukungan dari basis pendukung di kota Bontang. Termasuk dukungan dari partai koalisi Partai Gerindra, PKS, dan Nasdem, akan membawa perubahan besar bagi masa depan Kalimantan Timur.
Sementara itu, Andi Faizal Sofyan Hasdam mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah tergiring oleh isu dinasti politik.
Menurutnya, seorang pemimpin harus dinilai dari visi dan kemampuannya memberikan perubahan, bukan dari asal-usulnya.
Menurutnya, isu politik dinasti yang kerap dilontarkan, menekankan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan latar belakang keluarga.
Kepemimpinan itu bukan tentang keturunan. Namun tentang pengetahuan dan kemampuan
“Isu dinasti politik sering digunakan untuk menjatuhkan calon yang kuat. Tapi masyarakat harus melihat siapa yang punya visi dan kemampuan memajukan daerah.” tandasnya. (Royen/populism.id)