Penerapan Aplikasi Rencana Kegiatan & Anggaran Sekolah, Guru PAUD Siapkan Strategi Jitu Hadapi Keterbatasan Internet di Pesisir

Kepala Sekolah PAUD Kasih Bunda 2 Gusliana saat ditemui sela-sela pelatihan. Doc. Populismedia)

Bontang – Pembaruan sistem aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran (Rkas) tiap tahun ajaran menuntut guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), untuk terus belajar dan beradaptasi, termasuk bagi mereka yang berada di wilayah terpencil seperti Pulau Gusung.

Namun di balik semangat belajar tersebut, masih ada kendala teknis yang dihadapi, terutama keterbatasan jaringan internet.

Kepala Sekolah Gusliana sekaligus operator PAUD Kasih Bunda 2 di Pulau Gusung mengungkapkan, pembaruan sistem aplikasi RKAS dari versi C ke versi D menuntut pemahaman baru setiap tahunnya.

“Setiap tahun ajaran pasti ada sistem baru. Jadi tidak bisa hanya mengandalkan ilmu yang kemarin. Harus terus diasah,” kata Gusliana saat dikonfirmasi, Selasa (15/5/2025).

Gusliana mengaku pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan. Namun di sisi lain, ia tak menampik tantangan besar yang harus dihadapi, yakni minimnya akses internet di wilayahnya.

Sehingga, dirinya telah menyiapkan strategi untuk mendapat akses internet. Yakni, membawa perangkat di halaman terbuka, seperti di Lapangan Voli.

Kemudian, ketika cuaca buruk datang. Ia mengakses aplikasi dari rumah atau Work From Home (Wfh)

“Kalau cuaca ekstrem, saya kerjakan pelaporan dari rumah di Tanjung Limau. Di sana jaringan lebih stabil,” katanya.

Pelatihan ini merupakan yang kedua kali diikuti Gusliana. Ia menyebut, meski sudah pernah belajar sebelumnya, tetap saja diperlukan pembaruan karena sistem aplikasi terus berubah.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal Disdikbud Bontang Yuti Nurhayati menyatakan, kendala jaringan di wilayah pesisir memang menjadi tantangan tersendiri.

Namun pihaknya selalu membuka ruang dan memberikan kelonggaran kepada guru-guru di daerah seberang.

“Biasanya mereka menginput data saat ke kota. Kami fleksibel, mereka bisa konsultasi kapan saja. Kalau jaringan di seluruh Bontang terganggu, apalagi di Gusung, pasti lebih berat,” jelasnya.

Ia menuturkan, guru-guru di wilayah seperti Gusung sudah cukup terbiasa dengan situasi ini dan memiliki strategi tersendiri.

Harapannya, pelatihan seperti ini terus berlanjut agar para guru PAUD semakin tanggap terhadap perubahan sistem.

“Mereka pintar-pintar cari waktu input. Biasanya malam atau subuh saat jaringan tidak padat. Jadi meski di daerah, mereka tetap berusaha maksimal. Kami ingin mereka tidak hanya tertib administrasi, tapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi meski dihadapkan pada keterbatasan,” pungkasnya. (Adv/Rae)