Populism.id, Bali – Tak cuma berfokus dalam mendukung industri pupuk dan petrokimia sebagai aktivitas utama perusahaan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) juga selalu berusaha untuk memberikan manfaat positif dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan di berbagai aspek, termasuk pelestarian seni dan budaya Indonesia. Sebagai bentuk dukungan dalam pelestarian seni dan budaya, Pupuk Kaltim bekerja sama dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud menggelar pentas seni Gambuh Buddha Kecapi dalam rangkaian program Sastra Saraswati Sewana 2023 di Pemedal Agung Kerta Gosa Klungkung, Bali (27/10/2023).
Pentas Seni Gambuh bertajuk Buddha Kecapi merupakan salah satu budaya Bali yang berusia lebih dari 300 tahun. Sejarah panjang itulah yang menarik perhatian Pupuk Kaltim untuk mendukung pentas seni dan budaya ini sebagai salah satu kekayaan serta ciri khas bangsa Indonesia.
Gambuh adalah sebuah dramatari warisan budaya dari Bali. Dramatari ini dipengaruhi oleh dramatari zaman Jawa-Hindu yang dikenal sebagai raket lalavkaran. Meskipun berasal dari abad ke-15, Pentas Seni Gambuh masih terus dilestarikan di berbagai wilayah di Bali. Umumnya, dalam Pentas Seni Gambuh seluruh tokoh melakoni perannya menggunakan bahasa Kawi.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo menyampaikan bahwa Pupuk Kaltim akan terus berkomitmen dalam melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai bentuk penghormatan Pupuk Kaltim terhadap ragam seni dan budaya.
“Seni dan budaya tidak bisa dipisahkan dari perjalanan sebuah industri. Industrialisasi itu bukan hanya koleksi dari bangunan-bangunan dan mesin, tapi ada manusia dan inovasi di dalamnya dan juga budaya. Penting bagi kami untuk terus melestarikan kesenian dalam membangun peradaban yang lebih humanis. Dan kehadiran Pupuk Kaltim mendukung Yayasan Puri Kauhan Ubud merupakan suatu komitmen kami untuk terus mendukung perkembangan seni dan budaya lokal.”
Urusan pelestarian dan dukungan terhadap aktivitas seni dan budaya Tanah Air bukan hal baru bagi Pupuk Kaltim. Di lokasi kantor pusatnya di Bontang, Pupuk Kaltim memiliki galeri seni yang turut mengabadikan dan merekam perjalanan seni dan budaya Kota Bontang dalam bentuk lukisan, puisi, dan berbagai karya seni lainnya. Tahun lalu, dalam rangkaian peringatan ulang tahun yang ke-45, Pupuk Kaltim juga menggelar pameran seni bertajuk Pameran Seni Bentang Bontang dan peluncuran buku Antologi Puisi, Entropi: Bontang.
Tahun ini, Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata terpopuler di dunia yang juga menyimpan potensi seni dan budaya yang luar biasa, menjadi pilihan Pupuk Kaltim untuk menunjukkan komitmen dukungannya. Selain itu, Sastra Saraswati Sewana 2023 yang mengangkat tema Wariga Usadha Siddhi dinilai sejalan dengan semangat Pupuk Kaltim. Tema ini mengajarkan tentang relasi yang selaras dan harmonis antara jagad raya, alam semesta dan sesama manusia. Program ini juga merupakan acara sastra dan budaya yang menghormati Saraswati, dewi pengetahuan dan seni yang bertujuan untuk merayakan tradisi sastra Bali yang kaya dan beragam.
Dalam melestarikan budaya, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana mengapresiasi kehadiran Pupuk Kaltim dalam upaya dan komitmennya melestarikan budaya Indonesia, khususnya Bali. “Kami bangga bisa menyelenggarakan acara ini bersama dengan Pupuk Kaltim sebagai bentuk kecintaan kami terhadap seni dan budaya di Indonesia. Ini merupakan bukti dimana suatu industri masih memiliki kepedulian terhadap budaya-budaya lokal dan terjun secara langsung untuk melestarikannya. Dukungan Pupuk Kaltim membuat kami semakin optimis dalam membawa Gambuh Buddha Kecapi dan seni budaya Bali lainnya kepada audiens yang lebih luas dan melanjutkan misi kami untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya Bali.”
“Kami yakin bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki nilai sejarah, seni dan budaya menjadi keistimewaan dan harus dilestarikan. Dan tentunya Pupuk Kaltim akan berusaha untuk mendukung pelestarian seni dan budaya bangsa ini. Kami juga tak lupa mengajak seluruh masyarakat untuk terus mengelola kekayaan alam dan budaya yang dimiliki untuk menjadi daya tarik wisata, sehingga selain berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tak hanya itu, apa yang kita lestarikan dan pelihara saat ini tentu supaya nantinya kesenian dan budaya Indonesia bisa juga bisa dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya,” tutup Soesilo.